Ciri Khusus Bunglon Dan Fungsinya

March 04, 2019
Ciri Khusus Bunglon dan Fungsinya-Bunglon atau londok (bahasa Sunda) yakni sejenis reptil yang termasuk ke dalam suku (familia) Agamidae. Kadal lain yang masih sesuku yakni cecak terbang (Draco spp.) dan soa-soa (Hydrosaurus spp.).

Bunglon surai mempunyai nama ilmiah Bronchocela jubata Duméril & Bibron, 1837. Dalam bahasa lain, dikenal dengan nama bunglon (Jkt., Jw.), londok atau lunduk (Sd.), atau green crested lizards (Ingg.)

Bunglon kebun yang berukuran sedang, berekor panjang menjuntai. Panjang total hingga 550 mm, dan empat-perlimanya yakni ekor. Gerigi di tengkuk dan punggungnya lebih mirip surai ("jubata" artinya bersurai) daripada bentuk mahkota, tidak mirip kerabat dekatnya B. cristatella (crista: jambul, mahkota). Gerigi ini terdiri dari banyak sisik yang pipih panjang meruncing namun lunak serupa kulit.

Kepalanya bersegi-segi dan bersudut. Dagu dengan kantung lebar, bertulang lunak. Mata dikelilingi pelupuk yang cukup lebar, lentur, tersusun dari sisik-sisik berupa bintik-bintik halus yang indah.

Dorsal (sisi atas tubuh) berwarna hijau muda hingga hijau tua, yang sanggup bermetamorfosis coklat hingga kehitaman kalau merasa terganggu. Sebuah bercak coklat kemerahan serupa karat terdapat di belakang verbal di bawah timpanum. Deretan bercak serupa itu, yang seringkali menyatu menjadi coretan-coretan, terdapat di pundak dan di sisi lateral bab depan; semakin ke belakang semakin kabur warnanya.

Sisi ventral (sisi bawah tubuh) kekuningan hingga keputihan di dagu, leher, perut dan sisi bawah kaki. Telapak tangan dan kaki coklat kekuningan. Ekor di pangkal berwarna hijau belang-belang kebiruan, ke belakang makin kecoklatan kusam dengan belang-belang keputihan di ujungnya.

Sisik-sisik bunglon surai keras, kasar, berlunas kuat; ekornya terasa bersegi-segi. Perkecualiannya yakni sisik-sisik jambul, yang tidak berlunas dan agak lunak serupa kulit.

Bunglon yang kerap ditemukan di semak, perdu dan pohon-pohon peneduh di kebun dan pekarangan. Sering pula didapati terjatuh dari pohon atau perdu ketika mengejar mangsanya, namun dengan segera berlari menuju pohon terdekat.

Reptil ini memangsa aneka macam macam serangga yang dijumpainya: kupu-kupu, ngengat, capung, lalat dan lain-lain. Untuk menipu mangsanya, bunglon ini kerap berdiam diri di pucuk pepohonan atau bergoyang-goyang pelan seolah tertiup angin. Sering juga bunglon surai terlihat meniti kabel listrik akrab rumah, untuk menyeberang dari satu daerah ke daerah lain.

Bunglon surai bertelur di tanah yang gembur, berpasir atau berserasah. Seperti umumnya anggota suku Agamidae, induk bunglon menggali tanah dengan mempergunakan moncongnya. Kulit telurnya berwarna putih, elastis agak liat serupa perkamen.

Sebuah pengamatan yang dilakukan di hutan Situgede, Bogor mencatat bahwa telur bunglon surai dipendam di tanah berpasir di bawah lapisan serasah, persisnya di bawah semak-semak di bab hutan yang agak terbuka. Telur sebanyak dua buah, lonjong panjang lk. 7×40 mm, diletakkan berjajar dan ditimbun tanah tipis. Di Gunung Walat, Sukabumi, didapati telur yang diletakkan di lapisan humus yang halus di tengah-tengah jalan setapak.

Di ketika Bunglon merasa terancam , Ia akan mengubah warna kulitnya menjadi serupa dengan warna lingkungan sekitarnya, sehingga keberadaannya tersamarkan. Fungsi penyamaran demikian disebut mimikri.

Mimikri merupakan salah satu bentuk sikap atau rupa yang pertama kali tumbuh pada sejumlah hewan, khususnya serangga, di mana spesies tersebut mirip spesies lain dalam hal sikap maupun rupa. Biasanya mimikri mirip suatu spesies sebagai salah satu cara menghindari bahaya, contohnya kalau berhadapan dengan predator.

Salah satu contohnya yakni lalat bunga, yang banyak dari spesiesnya mirip tawon. Istilah ini jangan dikelirukan dengan kamuflase, di mana seseorang bertindak terhadap ancaman dari spesies binatang lain yang mencari mangsa di lingkungan sekitarnya.

Kata mimikri berasal dari istilah bahasa Yunani mimetikos (suka meniru, merupakan tiruan) yang merupakan turunan dari mimetos (kata sifat verba) dari mimeisthai (meniru). Dalam bahasa Inggris, kata mimicry digunakan untuk binatang dan flora sehabis tahun 1851. Hal ini berbeda dengan "kamuflase", yakni penyamaran bentuk atau warna binatang yang mirip makhluk hidup lain. ( Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Bunglon )
 yakni sejenis reptil yang termasuk ke dalam suku  Ciri Khusus Bunglon dan Fungsinya
Ciri Khusus Bunglon dan Fungsinya
  • Bunglon sanggup mengubah warna kulit sesuai dengan warna lingkungannya ( mimikri ), fungsi ciri khusus ini yakni untuk melindungi diri dari serangan musuh
  • Lidahnya panjang dan lengket yang berfungsi untuk menangkap mangsanya
Para pembaca, pernahkah teman mengamati perubahan warna kulit yang terjadi pada bunglon ?, ya sebagaimana ciri khusus bunglon yakni mimikri walaupun perubahan yang terjadi sifatnya hanya semu atau tidak mutlak.

Untuk lebih jelasnya mari kita amati foto bunglon di bawah ini. Kumpulan foto bunglon di bawah ini saya dapatkan ketika saya sedang jalan-jalan di pekarangan.

Waktu itu tiba-tiba ada bunglon yang jatuh dari pohon. Saat gres jatuh, bunglon ini warna kulitnya masih didominasi oleh warna hijau, sedangkan ujung ekor bunglon mayoritas lebih banyak didominasi warna coklat.

Selanjutnya, sehabis sudah beberapa detik bunglon tersebut berada di atas tanah, usang kelamaan warna kulitnya berangsur berubah mulai dari ekor, kaki, dan lalu ke seluruh tubuhnya. Silakan perhatikan gambar di bawah ini. Di mana, warna kulit bunglon menjadi hijau semu hitam kecoklatan.
 yakni sejenis reptil yang termasuk ke dalam suku  Ciri Khusus Bunglon dan Fungsinya

 yakni sejenis reptil yang termasuk ke dalam suku  Ciri Khusus Bunglon dan Fungsinya

 yakni sejenis reptil yang termasuk ke dalam suku  Ciri Khusus Bunglon dan Fungsinya

 yakni sejenis reptil yang termasuk ke dalam suku  Ciri Khusus Bunglon dan Fungsinya

Demikian wacana ciri-ciri khusus bunglon dan fungsinya. Semoga bermanfaat.

0 Response to "Ciri Khusus Bunglon Dan Fungsinya"

Post a Comment